Ibu. Well aku memangil sosok wanita paling
berharga di hidupku itu, Mama.
Orang bilang ibu akan
selalu tahu apa yang terjadi pada anaknya, bagaimana kerasnya sang anak
menyembunyikan itu. Ma, apa mama seperti itu?
Dulu sewaktu aku masih
berseragam biru-putih, apa mama tahu maksud dari rentetan ceritaku tentang
sosok laki-laki yang ku sebut dengan ‘temaeku itu lho ma...’ ? Apa mama
langsung mengerti dia adalah seseorang yang kusukai ma? Saat laki-laki itu
mengantarku pulang, menjemputku, dan mengajaku pergi apa mama langsung tahu
bagaimana berbunganya perasaanku saat itu? Saat aku bingung mencari pakaian
yang cocok dan tergesa-gesa seolah waktuku habis, apa mama tahu itu sebuah
kebahagian tersendiri anakmu ini ma?
Beranjak SMA, anakmu
mengurangi ceritanya tentang laki-laki itu. Dan ia mulai memiliki bahan cerita
lain.
Ma apa kau tahu siapa
laki-laki yang berani menelfon anakmu malam-malam dan menghabiskan lebih dari
satu jam untuk bercakap dengan anakmu? Mama pasti mengerti. Ma, apa mama tahu
bagaimana tingkah anakmu setelah akhir november itu? Bagaimana anakmu tersenyum
sendiri tiap malamnya, bagaimana anakmu bertelfon-telfonan dengan laki-laki
sebelum tidur. Apa mama langsung tahu bahwa terjadi sesuatu di antara anakmu
ini dengan laki-laki itu?
Suatu sore, di mana
pukul 5 anakmu belum juga memberi kabar sepulang sekolah. Apa mama tahu bahwa
anakmu ini sedang berjalan berduaan dengan tangan bertautan menyusuri jalanan
malioboro menuju alun-alun. Apa mama tahu juga bahwa saat pukul 7 malam anakmu
belum pulang hanya gara-gara menikmati angin malam di atas motor yang melaju di
jalanan jogja pada sabtu malam?
Anakmu bangun
pagi-pagi padahal sekolah libur dan bergegas menuju suatu tempat dengan ijin ke
sekolah, apa mama tahu saat itu anakmu menemui pujaan hatinya dan menghabiskan
sepanjang pagi bersamanya di suatu minimarket?
Anakmu yang tidak
pernah lepas dari ponsel tiba-tiba sedikit merenggang dengan ponselnya, apa
mama tahu itu sebuah kode bahwa terjadi sesuatu antara anakmu dengan laki-laki
pujaannya?
Terlebih suatu minggu
saat mama dan anakmu ini pergi berbelanja di mall, betapa senyum anakmu ini mengembang cantik saat sebuah sepatu
berhasil didapatnya. Anakmu mengajakmu ke sebuah toko aksesoris namun karena
lelah kau memilih menunggu di luar. Kau berusaha sibuk memerhatikan orang-orang
yang berlalu lalang dan tidak mengerti apa yang terjadi pada anakmu di dalam
sana. Kau hanya mengerti anakmu keluar toko dengan mata sembab dan suara
bergetar. Saat kau mencoba menyentuh tubuhnya, tubuhnya juga bergetar hebat.
Apa kau tahu ma, anakmu tergoncang hebat saat itu? Kau tidak berkata apa-apa
namun kau mencoba menghibur anakmu itu. Di motor sayup-sayup kau pasti
mendengar isak tangis anakmu. Apa kau juga menangis ma di depan? Hati anakmu
tergores ma, sakit sekali rasanya. Anakmu tidak ingin merasakan seperti ini
lagi ma, anakmu gagal menjalin sebuah hubungan. Dan itu rasanya sakit ma,
anakmu tersakiti.
Sejak saat itu baik
anakmu maupun kau ma, tidak pernah mengungkit nama laki-laki mantan pujaan hati
anakmu. Apa kau tahu ma semua terakhir berakhir?
Ya, mama pasti tahu
semuanya. Semuanya.
Tertanda,
Author
#160514
0 komentar:
Posting Komentar