Angin.
Kau membawa senyumku
melayang bersamamu, membuatku kesal sesaat karena kau mengacak rambutku. Aku
yang terdiam—menyandar pada bangku malah untuk merapikannya. Aku menatap dalam
pantulan wajahku di layar laptop yang hitam. Berusaha menyelami mataku sendiri,
namun aku tak mampu layar itu terlalu gelap sehingga aku tidak menemukan titik
tepat mataku. Jariku mengusap touchpad dan
kemudian layar hitam itu berubah menjadi sebuah foto yang diambil di salah satu
objek wisata. Dalam foto itu terlihat sekiranya ada 6 cewek dan 4 cowok dalam
senyum dan gaya berfoto yang berbeda-beda. Semua senyumnya memancarkan
kebahagian tersendiri. Aku tersenyum tipis, aku merindukan saat itu.