Story about us

Hari ini, ya hari cukup spesial empat bulan terakhir ini.
Seorang laki-laki menemaniku menjalani hari selama 5 bulan.
Walau dia tidak begitu memerlihatkan perhatiannya, namun jika kau peka dia perhatian.



Aku terdiam. Menatap gumpalan awan putih di tengah luasnya langit biru, semilir angin menyerbakkan anak rambutku, kuusap perlahan kemudian kujepit ke belakang. Aku mengingat-ingat apa saja yang sudah kulalui dengannya. Tuhan, ternyata banyak kenangan. Namun mengapa aku merasa kurang dan menuntut banyak kenangan lagi padanya? Apa aku egois? Ya. Mungkin aku egois dan kekanakan. Kenangan-kenangan selama 5 bulan ini belum tentu orang lain memilikinya. Aku bersyukur atas namaMu ya Allah aku pernah memiliki kenangan-kenangan itu.

Perlahan ku rebahkan tubuh ini di rerumputan hijau pekarangan rumah ini. Hari ini aku marah padanya, mungkin karena aku yang kekanakan. Alasan ini tidak mungkin rasional di pikiran orang-orang tentang kemarahanku. Mereka hanya akan bilang aku terlalu kekanakan. Well, this is me.
Aku hanya memikirkan bagaimana aku ingin lebih bahagia dengan menuntut banyak padanya, tanpa memikirkan dirinya, kemampuannya, dan kehidupannya. Sesekali aku melupakan sifatya dan hanya memikirkan bagaimana dia harus membahagiakanku. Mungkin aku salah, ya aku salah. Ya memang salah!
Aku menghela nafas berat, aku tidak tahu bagaimana harus meminta maaf. Saat ini aku mungkin memang menyesal, tapi melihat kembali perlakuannya akhir-akhir ini membuatku sesak lagi. Mungkin dia ada kesibukan lain, sehingga sedikit melupakanku. Tapi jujur aku tidak suka begini.
Well, kalau dia memang sedang sibuk atau ada masalah sehingga tak mau diganggu dia bisa bicara baik-baik ke aku agar aku bisa mengerti dan tidak memburunya seolah-olah dia memang dia salah. Dia diam dan mungkin membiarkan aku seolah menyalahkannya. Tapi aku khawatir.
Well, maafkan aku. Maaf.
Mungkin aku memang harus lebih sabar.
Bismillah:-)

Tertanda,
Author
#290414